Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah,
segala puji untuk Allah yang meridhoi kita untuk belajar ilmu kehidupan ini.
Semoga kita tetap terjaga dalam niat yang baik, dan selalu memperbaharui
semangat untuk belajar sehingga tercapailah niat untuk mengamalkan ilmu yang
kita pelajari ini.
Bunda
& Calon Bunda..
Sat
ini kita sudah memasuki inggu ketiga perkuliahan pada tahap ‘Bunda Sayang’
dengan tema “MEMBANGUN PERADABAN DARI RUMAH TANGGA”. Kenapa dari rumah ?
Karena rumah merupakan taman & gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya
menuju peran peradabannya masing-masing memalui pendidikan dalam rumah tangga.
Maka secara langsung, suami dan Istri diamanahi oleh Allah sebagai pembangun
peradaban pertama kali melalui pendidikan anak di dalamnya. Jadi, tugas utama
pasangan suami & istri adalah mendidik anak-anaknya sesuai kehenda-Nya,
bukan sesuai keinginan kita.
Allah
ciptakan kita manusia dengan “misi spesifik”, maka tugas kita memahami
kehendaknya untuk menentukan apa yang bisa kita lakukan yang sesuai dengan
kehendak Allah. Sehingga kita akan menjadi manusia yang hidup dengan bahagia
dunia dan akhirat, karena sejatinya inilah tujuan kita hidup. Jika Allah
menciptakan kita dengan misi spesifiknya, maka Allah juga memiliki misi
spesifik saat mempertemukan kita dengan pasangan hidup. Maka, pernikahan kita
bukan sekedar untuk menyempurnakan agama & melnjutkan keturunan, tetapi
juga untuk lebih memahami apa sebenarnya “peran spesifik keluarga kita”.
Bagaimana
kita memulai membangun peradaban dari dalam rumah ? Cara terbaik untuk memulai
membangun peradaban dari rumah adalah memulainya dari perbaikan diri. Hal ini
disesuaikan dengan posisi kita saat ini, jika kita masih belum menikah maka hal
yang harus dilakukan PRA NIKAH adalah :
1.
Bertanya pada
diri sendiri, bagaimana proses anda dididik oleh orang tua dulu
2.
Apakah ada
yang membuat bahagia
3.
Adakah hal
yang membuat anda sakit hati
4.
Apabila ada,
sanggupkah anda memaafkan mereka dan kembabi menghormati dan menyanyangi kedua
orang tua kita dengan tulus
Empata
pertanyaan diatas akan memperbaiki diri kita untuk berdamai dengan masa lalu.
Karena “Orang yang belum selesai dengan masa lalunya, akan menyisakan banyak
luka ketika mendidik anak kelak”. Maka, jika kita bisa menjawa pertanyaan di
atas dengan baik, dan kita mampu berdamai dengan masa lalu kita atau dengan
diri kita yang dulu, maka kta sudah siap untuk menikah dan membangun peradaban
dalam rumah tangga dengan hati yang bersih tanpa noda di masa lalu. Tetapi, bagaimana cara paling mudah untuk
berdamai denganmasa lalu ?
Untuk berdamai dengan masa lalu kita perlu
mengerahkan semua kekuatan yang ada pada diri kita. Karena permasalahannya ada
dalam diri kita, maka diri kita sendirilah yang bisa melalukan perdamaian
tersebut. Hal-hal yang bisa diusahakan adalah :
ü SELF TALK/SELF HEALING
Karena
perdamaian hanya bisa dilakukan oleh diri sendiri, maka sangat penting bagi
kita untuk berkompromi dengan diri kita untuk tercapainya tujuan perdamaian
tersebut. Mulailah dengan berbicara pada diri kita, dan memposisikan diri ini
pada posisi orang tua kita saat mendidik kita. Harus kita sadari bahwa orang
tua selau menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Walaupun kadang bertntangan
atau menyalahi hati kita. Sering seringlah melakukan ini pada diri sendiri,
bisa di depan kaca atau dimanapun tempat yang membuat kita tenang untuk
menemukan konsentrasi. Jika merasa sulit bagi kita untuk melakukannya, kita
bisa meminta bantun psikolog atau orang yang kita percaya.
ü MEMPERBAIKI NIAT SENDIRI
Niat
adalah hal yang sangat penting, karena niat yang akan menjaga semangat kita
untuk mencapai tujuannya. Jika niatnya
kita baik, dan selalu dijaga dengan baik maka hanya kebaikan yang akan kita
capai, begitupula sebaliknya. Oleh karena itu sangat penting untuk memperbaiki
niat kita untuk mendidik anak kita berdasarkan fitrahnya dan sesuai dengan
kehendakNya bukan sesuai kehendak kita sendiri. Pengasuhan yang disesuaian
dengan fitrah anak serta tanpa paksaan kehendak atau ego orang tua, akan
menjadikan anak tumbuh dengan baik di dalam keluarga. Sehingga ketika anak
mengambil perannya di luar rumah, merea akan lebih tangguh dengan pondasi yang
dimiliki di rumah.
Dalam
buk tarbiyah ruhiyah, pensucian jiwa dapat dilakuka dengan 5M, yaitu :
MU’AHADAH
Mengingat
kembali perjanjian Allah dengan kita, syahadat, maksud penciptaan, misi
pernikahan dan potensi diri, fitrah anak, atau mengingat kembali alasan apa
yang kita ajukan saat dulu berdoa meminta jodoh, ataupun meminta anak. Tahap
ini akan kembali menyadarkan ita pada hal-hal penting yang terlupakan dengan
tidak sengaja.
MUROQOBAH
Mendekat
kepada Allah, minta pertolongan pada Allah untuk bisa menyucikan hati. Karena
Allah lah Maha membolak balikkan hati. Dengan memperkuat ibadah kita baik itu
yang wajib atau yag sunnah akan menjadikan hati kita tenang dan bersih,
sehingga nasehat nasehat kebaikan akam sangat mudah untuk masuk ke relung hati
kita.
MUHASABAH
Mengoreksi
diri kita untuk menjadi lebih baik. Mata memang tidak bisa melihat diri kta
secara langsung, tapi hati akan selalu jujur utuk mengakui kesalahan kesalahan
yang pernah diperbuat. Mengoreksi diri akan sangat bermanfaat bagi diri kita,
tetapi mengoreksi orang lain hanya akan menjadi penyebab perpecahan dan juga
dosa. Oleh karena itu, karena kita sendiri yang akan bertanggungjawab dengan
apa yang kita lakukan, maka kita sendiri yang bisa mengoreksinya untuk menjadi
lebih baik lagi.
MU’AQOBAH
Pada
tahap ini, kita dituntut untuk disiplin dalam melatih diri. Jadi, jika kita
tidak konsisten dengan apa yang sudah tentukan setelah mengoreksi diri, maka
menghuum diri sendiri akan sangat penting untuk memberikan pelajaran pada diri
kita. Sehingg kita akan menjaadi lebih baik seiring dengan berjalannya waktu.
MUJAHADAH
Setelah
semua tahap kita lewati, maka semangat untuk menyucikan hati harus selalu
dikobarkan dengan sungguh sungguh. Semua usaha tidak akan tercapai dengan baik
jka kita tidak melakukannya degan sungguh-sunggu. Maka, selesaikan dan
tuntaskan dengan kesungguhan. Tiak ada pencapaian terbaik yang dikerjakan
dengan setengah setengah.
Komentar
Posting Komentar