Sakinah; Kado Pernikahan dari Allah

Afifah Afra dalam bukunya Sayap-Sayap Sakinah menuliskan bahwa tujuan terpenting dari pernikahan adalah tercapainya sakinah. Menurutnya, ujung dari sebuah perjalanan panjang yang berat itu adalah rasa damai, ketenangan, ketentraman, juga kebahagiaan. Itulah yang sering disebut dengan istilah sakinah.
Dalam surat Ar-Rum ayat 21, frase litaskunu ilaiha diterjemahkan sebagai rasa cenderung dan merasa tentram kepadanya. Rasa cenderung ini yang akan mengantar kita kepada jodoh dan terlaksananya pernikahan. Setelah menikah, suami dan istri akan menemukan ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan jiwa. Misalnya saat suami pulang ke rumah setelah bekerja mencari nafkah, kelelahannya akan sirna setelah melihat senyuman isterinya yang menunggu untuk menyambutnya di rumah. Begitu pula sang isteri yang akan merasa hatinya tenang saat suaminya pulang ke rumah setelah bekerja untuk memenuhi tugas penafkahan keluarganya. Subhanallah, betapa indahnya hubungan setelah pernikahan ini.
Ayat-ayat dalam Al-Qur'an dapat kita pahami melalui tafsir para ulama. Salim A Fillah dalam kajian akbar ba'da dzuhur, Masjid Nurul Barkah Bandara Soekarno Hatta pada Februari 2015 menjelaskan bahwa kata litaskunu ilaiha memiliki empat makna menurut tafsir Imam Ath Thabari yaitu litasta'iffu biha, lita'tafu ma'aha, litamilu ilaiha, litathmainnu biha.
Makna pertama adalah litasta'iffu biha, supaya kalian mampu menjaga kesucian diri kalian dengan kehadiran suami dan istri dalam kehidupan rumah tangga. Bagi suami, hadirnya seorang istri menjadi benteng dari perbuatan zina, agar mampu berlari dari yang keji menuju yang suci, dari dosa menuju pahala, dari nista menuju mulia, dan dari neraka menuju syurga. Demikian pula kehadiran suami bagi seorang istri, menjadi perisai yang melindunginya dari gelisah hati, kegalauan menyendiri, dan maksiat yang menodai. Makna kedua adalah lita'tafu ilaiha, supaya kalian mampu membangun ikatan batin yang dalam dengan pasangan. Di luar rumah terdapat banyak godaan bagi kedua belah pihak, suami ataupun istri. Dengan adanya sakinah mampu menjaga kesucian dengan hadirnya pasangan. Makna ketiga adalah  litamilu ilaiha, supaya kalian senantiasa  cenderung dalam hati dan akal kepadanya. Agar kita merasa dan berfikir apa yang dirasa dan difikir oleh pasangan kita. Misalnya suami menginginkan makan nasi goreng, di sisi lain sang istri sudah membuat nasi goreng, padahal suami tidak mengatakan keinginannya tersebut. Seperti ada ikatan yang mampu memahami tanpa berucap dan bertatap. Makna yang terakhir adalah litathmainnu biha, supaya kalian merasa tentram dengannya. Yakni tentram saat bersama pasangan ataupun ketika bepisah. Ketentraman saat bersama pasangan hadir karena nikmat Allah untuk saling bermesraan dan saling membantu. Sedangkan ketentraman ketika berpisah dengan pasangan hadir sebab kepercayaan untuk saling menjaga, setia dan menguatkan satu sama lain.

Bukankan Sakinah itu hadiah-Nya ? Tak perlu kau mencarinya
Pada setiap jejak di savanna hingga balik gerumbul semak
Karena, dia mungkin turun saat kau menjadikan-Nya
Pusat pusaran cintamu
(Afifah Afra, Sayap-sayap Sakinah)

Beberapa ulama menyebutkan bahwa sakinah pasti datang setelah pernikahan. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan lafadz "kholaqo" dalam surat ar-Rum ayat 21 yang artinya menciptakan apa yang belum ada sebelumnya. Kata "kholaqo" dalam Al-Qur'an digunakan untuk menerangkan ciptaan-ciptaan Allah yang hanya bisa dilakukan oleh-Nya tanpa campur tangan manusia. Seperti penciptaan manusia, langit dan bumi beserta isinya. Maka dalamsurat Ar-Rum ayat 21, lafadz ini menunjukkan bahwa sakinah  diberikan oleh Allah langsung kepada suami istri yang menikah di jalan yang diridhoi-Nya karena itu adalah hak prerogatif Allah. Sakinah otomatis hadir dalam rumah tangga yang dibangun atas cinta kepada Allah, dijaga dengan ibadah kepada Allah dan dipenuhi dengan dzikir mengingat Allah. Sakinah menjadi modal utama bagi suami dan istri untuk menggapai mawaddah, rahmah dan barakah. Setelah hadiah ini diberikan kepada kita, maka sakinah juga harus selalu dijaga kehadirannya dengan menjalin hubungan baik dengan Sang Khalik, karena Allah yang memberikan sakinah, maka Allah pula yang berhak mengambilnya kembali. Jika sakinah sudah mulai redup sinarnya, segeralah nyalakan semangat mendekatkan diri kepada Allah untuk menjemput sakinah-Nya kembali.  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

FAMILY LIFE CHEKUP #lovechallenge

Learn Unlearn Relearn

Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah