Tidak Selamanya Relawan Tidak Dibayar (Belajar Dari Dr. Gamal Albinsaid)
Sebenarnya
mulai keppo sama Dr. Gamal Albinsaid sejak di Malang. Waktu itu masih
baru-barunya pemberian penghargaan dari Pangeran Inggris. Beritanya banyak
disugukan berbagai media, mulai deh keppo akun sosial medianya. Nah, kekaguman
ini membuat saya ingin banyak belajar dari beliau, saat itu ada tugas dari
Forum Indonesia Muda angkatan 16 untuk menganalisa permasalahan dan solusi yang
ada di tempat masing-masing peserta. Tugas ini dijadikan syarat untuk mengikuti
program pelatihan FIM 16 tahun2014 di Cibubur Jakarta. Langsung deh kontak
beliau via inbox akun facebook pribadinya.
Ternyata
niat untuk mendalami pengetahuan mengenai "Asuran Sampah" Malang
disambut hangat oleh beliau. Biasanya nih, orang yang sudah mendapat
penghargaan tinggi apalagi hingga tingkat internasional gitu susah diajakin
wawancara karena sibuk dan alasan lainnya. Tapi tidak dengan dokter yang
statusnya waktu itu masih mahasiswa Universitas Brawijaya ini, beliau menerima
permohonan wawancara yang dilajukan oleh mahasiswa abal-abal seperti saya.
Semakin kagum dan semangat untuk meneladani beliau deh.
Waktu itu
kami membuat janji untuk bertemu di Big Burger yang ada di jalan Suhat, karena
ini momen yang sangat langka akhirnya berhasil menculik beberapa teman sekelas
buat bergabung. Sebelumnya saya sudah menyiapkan beberapa pertanyaan untuk
wawancara, dan ternyata beliau membuat saya dan teman teman semakin
terkagum-kagum saat beliau mengeluarkan laptop dan memulai presentasinya dengan
PPT yang sangat detail. Berasa ikut seminar privat dengan beliau di tempat
makan. Beliau juga sangat jelas dan semangat dalam menjelaskan program unggulan
Indonesia Medika ini, bahkan beliau tidak pelit ilmu looo. Data-data
penelitiannya langsung dikirim ke email saya sebagai bahan rujukan untuk tugas
FIM ini. Gak hanya itu, saya yang butuh dan mengajukan permohonan wawancara, eh
malah beliau yang bayarin pesanan kami di Big Burger. Oh oh oh… Baik Binggo *_*
Cerita di
atas yang menjadi motivasi saya untuk belajar dari beliau, salah satunya dengan
mengikuti seminar online dengan topic menarik ini. "WIRAUSAHA SOSIAL
BERWAWASAN INTERNASIONAL" Kelas ini dilaksanakan pada hari Senin, 27
Maret 2017 pukul 20.00 WIB. Berikut ini beberapa penjelasan yang beliau
sampaikan kepada kami.
Kami mengembangkan
Indonesia Medika dengan tujuan mengembangkan berbagai inovasi kesehatan, Wirausaha sosial selalu berfikir
2 hal pada saaat yang sama, petama *how to make money?* kedua, *how to solve
social problem?* Dahulu orang
berfikir orang yang bekerja di bidang sosial, pasti hidupnya susah, pendapatan
pas-pasan, tidak bisa beli rumah dan mobil, Itu paradgima lama, paradgima baru kita bisa
membangun keseimbangan antara usaha mencapai keberhasilan dunia dan keinginan
kita untuk menolong semua,
Wirausaha sosial bisa
berbadan hukum for profit (PT, CV, dsb) ataupun sosial (yayasan, lembaga),
bahkan dalam karakter dan nilai pribadi juga bisa. Tinggal kita mau berkarya
dimana, mau jadi pengusaha yang menyelesaikan masalah sosial atau menjadi
pekerja sosial yang berwirausaha. Yang
paling penting diantara berbagai mimpi dan cita-cita kita, jadikan orang-orang
yang kurang beruntung menjadi bagian dari mimpi dn cita-cita kita.
Ini prinsip yang selalu
saya pakai, jika kita ingin menikmati kehidupan denagn pencapaian yang optimal
pastikan hidup kita memenuhi 3 hal,
*pleasure* : pekerjaan yang kita sukai, paling enak itu
kerja adalah hobi yang dibayar.
*strength* : pastiakn bidang itu kita kuasai,
*meaning* : jangan mati-matian mengejar sesuatu yang
tidak bisa dibawa mati, pastikan bidang itu juga bidang yang akan memberikan
manfaat untuk lebih banyak orang.
_Ketika kesukaan
(pleasure) bertemu ketangguhan(strength) lalu kita bungkus dengan
ketulusan(meaning) maka lihatlah bagaimana Allah membesarkan kita_
Sekarang saya akan
masuk ke Indonesia Medika kawan-kawan sebagai role model dan referensi
kawan-kawan semua, Semua
untuk mencapai cita-cita besar kami "*open doors to health access and
breakdown barrier between health access and community, because we believe that
health is fundamental human rigth*" 3 value yg kami pegang
*innovative* : semua harus ide baru, gagasan baru,
original, dan belum ditemukan ditempat lain,
*impact* : secepat mungkin inovasi itu harus
diimplementasikan untuk menyelesaikan berbagai masalah masyarakat secepat
mungkin
*international* : kami selalu berfokus pada pengembangan
internasional, berusaha kompetitif di tingkat internasional, dan bisa bermitra
ataupun mendapatkan support lewat berbagai jejaring internasional; value
international itu kami implementasi dalam 1 departemen khusus di perusahaan
ataupun yayasan kami yang berfokus dalam pengembangan internasional.
Kami juga senantiasa
mengintegrasikan 3 sektor dalam semua inovasi kami,
1. *academic* : unk memberikan kredibilitas pada semua inovasi, memastiakn semua inovasi melalui proses scientifikasi, menjalankan fungsi penelitian dan pengembangan, Outuputnya *trust* dan menjadikan kita kredibel, lalu kita akan kompetitif,
1. *academic* : unk memberikan kredibilitas pada semua inovasi, memastiakn semua inovasi melalui proses scientifikasi, menjalankan fungsi penelitian dan pengembangan, Outuputnya *trust* dan menjadikan kita kredibel, lalu kita akan kompetitif,
2.
*Business* : mereka punya sumber
daya banyak untuk mengakselerasi inovasi-inovasi kita,
3.
*government* :
pemerintah bisa memberikan dukungan kebijakan dan instrumentasi dalam
penegmbangan berbagai inovasi.
Contohnya untuk program
ini kami berifikir,
1. Indonesia 252 juta
penduduk
2. banyak yang tidak
punya asuransi kesehatan,
3. pendapatn masyarakat
sedikit,
4. anggaran kesehatan
di tiap rumah sedikit.
1 *Garbage
Clinical Insurance*
Melalui inovasi ini
kami mengembangkan asuransi mikro berbasis kerakyatan dengan menggunakan sampah
sebagai sumber pembiayaan untuk memberikan layanan kesehatan kepada
masyarakat-masyarakat yang kurang mampu.
2.
*Livestock Waste Insurance*
Melalui inovasi ini
kami mengembangkan asuransi kesehatan untuk para peternak sehingga bisa
mendapatkan berbagai layanan kesehatan dari sumber daya mereka. Alhamdulillah ide ini didukung
oleh Queensland university dan salah satu perusahaan susu,
3. *Homedika*
Hari ini kita memiliki
berbagai permasalahan kesehatan, minimnya jumlah tenaga kesehatan, distribusi
tenaga kesehatan yang tidak mereata, belum optimalnya produktivitas tenaga
kesehatan, dan faasilitas layanan kesehatan yang terbatas mengakibatkan akses
layanan kesehatan menjadi sangat sulit bagi sebagian masyarakat Indonesia. Lalu kami mulai berfikir, bagaimana kami bisa menciptakan sebuah platform yang menghimpun puluhan ribu tenaga kesehatan diindonesia lalu menghadirkan mereka di rumah-rumah pasien-pasien kami yang kurang mampu. Bayangkan jika ada orang sakit, tidak mampu, butuh
layanan kesehatan dimanapun medan, Balikpapan, Makassar, jayapura, denpasar,
dan Jakarta, kami lewat kantor kami di Kota Malang ini bisa menghadirkan tenaga
kesehatan di rumah mereka. Hal
itu memotivasi kami mengembangkan homedika, wirausaha sosial berbasis teknologi
untuk menghubungkan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dengan masyarakat
untuk memberikan berbagai layanan kesehatan, termasuk orang-orang yang kurang
mampu.
Melalui homedika kami ingin merajut potensi dan surmber daya tenaga kesehatan indonesiea dalam satu cita-cita besar, kami bukan sekedar teknologi, tapi kami adalah budaya baru, kami adalah gaya baru untuk kesehatan Indonesia.
Melalui homedika kami ingin merajut potensi dan surmber daya tenaga kesehatan indonesiea dalam satu cita-cita besar, kami bukan sekedar teknologi, tapi kami adalah budaya baru, kami adalah gaya baru untuk kesehatan Indonesia.
4.
*Perinatal Maternal Psychiatry*
Pada saat hari Ibu kami
melaunching 3 program ini tujuannnya untuk membantu ibu-ibu hamil enjoy
pregnancy, menikmati kehamilan mereka, kami mengembangkan Mother Happiness
Center(layanan kesehatan dan promosi enjoy pregnancy), Care4Mother(apps untuk
ibu hamil), dan Sabuk Bayi pintar (audioterapi utnuk janin).
5. *Siapa
Peduli* dan *ayotolong*
Crowdfunding pembiayaan
kesehatan denagn pendekatan digital, social media, dan the power of volunterism, Ini prorgam baru beberapa bulan,
namun Alhamdulillah sudah membantu banyak pasien mendapatkan layanan kesehatan
dalam jumlah besar,
Jika kita
menyempurnakan niat, maka Allah akan menyempurnakan pertolongannya.
( Dr. Gamal Albinsaid)
( Dr. Gamal Albinsaid)
Komentar
Posting Komentar