Tugas Pengantin Dibalik Doa Pernikahan



بارك الله لك  وبارك عليك  وجمع بينكما فى الخير
Sepertinya kita sudah tidak asing dengan do'a yang satu ini, biasanya ditulis di undangan pernikahan, atau dipajang saat acara walimahan, juga dibaca setelah akad nikah diucapkan. Do'a yang dilafalkan Rasulullah saat seorang menikah di zamannya ini ternyata mengandung tujuan pernikahan dalam Islam. Dimana keberkahan Allah di dalam rumah tangga menjadi harapan sebuah pernikahan seorang muslim sebagai fitrah penghambaan kepada-Nya. Itu sebabnya Uqail bin Abu Thalib menolak untuk didoakan agar dikaruniai anak banyak saat beliau menikah.
Ketika Uqail menikah, para tamu yang hadir mengucapkan selamat dan mendoakan birrofa'i walbanin yang artinya semoga bahagia dan banyak anak. Tidak senang mendengarnya, kemudian Uqail mengatakan kepada para tam "Janganlah kamu mendoakan demikian, karena Rasulullah telah melarangnya." Lalu para tamu bertanya do'a apa yang seharusnya diucapkan, Uqail menjawab "Barakallahu laka wa Baraka alaika wa jama'a baynakumu fi khoir."
Jika kita mendoakan seorang yang menikah agar bahagia dan banyak anak memang tidak sepenuhnya salah, namun kita telah mendorong calon suami istri yang baru saja menikah untuk membayangkan kebahagian setelah menikah akan terus menerus datang, dan anak pasti akan hadir setelah pernikahan. Padahal kita semua tahu bahwa kehidupan setelah pernikahan tidak selamanya bahagia, seseorang juga belum tentu memilik anak banyak. Dengan ekspektasi yang terlalu tinggi, akan menjadikan seorang kecewa saat harapan dan kenyataan tidak serasi. Kekecewaan itu akan melahirkan keputusasaan untuk bangkit kembali, itu sebabnya doa yang dicontohkan Rasulullah bukanlah harapan untuk bahagia dan banyak anak. Ada yang lebih bermakna di sisi-Nya yaitu keberkahan rumah tangga dalam keadaan senang ataupun sedih, mudah ataupun susah, dan berlinang kekayaan ataupun harta secukupnya saja. 
Berkah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Sementara menurut Imam Ghazali menyebut makna berkah sebagai ziyadatul khoir atau bertambahnya kebaikan. Maka dapat disimpulkan bahwa permberian Allah dalam segala bentuk, misalnya harta, pasangan, anak, jabatan, keluarga yang bertambah kebaikannya dengannya.

Dengan beberapa pengetian kata barakah di atas tentu kita dapat menyimpulkan bahwa menikah bukan saja untuk bahagia, ada tujuan yang lebih mulia dibandingkan kesenangan dunia. Karena sesungguhnya kesuksesan keluarga bukanlah milik mereka yang lebih banyak bahagia dengan foya-foya, ataupun senang meninggalkan ibadahnya. Karena keluarga yang sukses membangun rumah tangganya adalah mereka yang bertambah keta'atannya kepada Allah, bertambah rasa takutnya untuk meninggalkan perintah-Nya, bertambah semangatnya menghadiri majelis ilmu Allah, dan selalu bertambah kebaikan-kebaikan dalam dirinya setelah pernikahan itu terjadi. Maka, tugas kita setelah menikah adalah naik tangga kebaikan dari hari ke hari bersama pasangan untuk menggapai keberkahan pernikahan.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FAMILY LIFE CHEKUP #lovechallenge

Learn Unlearn Relearn

Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah