Anak Karbitan ( HC Syndrom)



Gak pakek lama, di zaman yang serba maju ini tentu kita akan lebih menyukai hal instan, cepat dan murah, tidak menguras banyak waktu ataupun isi dompet, iya kan? Tindakan ini juga sering ditemui pada petani Indonesia, seperti mempercepat waktu pematangan buah sebelum masa panen tiba. Karbit yang disebut juga kalsium karbida adalah zat kimia yang digunakan untuk meningkatkan hormon tumbuhan agar cepat matang. Zat kimia yang harganya sangat terjangkau ini banyak digunakan oleh para petani untuk jenis buah yang biasa dikarbit seperti mangga, nangka, pisang, pepaya dan buaha-buahan berdaging tebal lainnya. Walaupun terbukti menguntungkan petani untuk mempersingkat waktu pematangan buah, penggunaan zat kimia ini tentu memiliki dampak negatif terhadap buah yang dikarbit, seperti rasa buah yang kurang enak, penurunan kandungan gizi, dan penyakit yang timbul dari zat kimia yang  masuk ke dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu,  sebaiknya kita menunggu hingga buath tersebut matang di atas pohonya, karena sesuatu yang alami jauh lebih baik dan menyehatkan.
Istilah anak karbitan ini kami temukan dalam artikel yang ditulis oleh Dewi Utama Faizah yang bekerja di Direktorat pendidikan TK dan SD Ditjen Dikdasmen Depdiknas yang diunggah di www.rumahinspirasi.com, juga biasa dikenal dalam dunia psikologi dengan istilah Hurried Child Syndrom (HCS), dimana anak digegas menjadi superkids atau anak ajaib melalui training dan pelatihan. Biasanya anak karbitan ini dipaksa untuk melakukan akselerasi pertumbuhan dengan jadwal kursus yang sangat ketat walaupun umurnya masih belia. Hal ini dilakukan oleh sebagian Bapak dan Ibu masa kini untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya, menyiapkan generasi yang siap bersaing di perkembangan zaman yang begitu pesat. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal ini, tetapi tujuan baik saja belum cukup dalam pengasuhan anak. Dan ternyata niat baik sebagian orangtua ini berkembang menjadi obsesi untuk menjadikan buah hatinya anak ajaib diantara anak-anak sebayanya, akhirnya suplemen yang diberikan untuk kebaikan buah hatinya menjadi virus yang merusak tumbuh kembang seorang anak karena penggunaan yang berlebihan. Hal ini terjadi beriringan dengan tawaran program pendidikan yang sangat banyak dan menggiurkan hati orangtua.
Pendidikan bagi anak usia dini memang sedang marak-maraknya beberapa tahun terakhir ini. Banyak sekali lembaga yang menyugukan program pendidikan di luar sekolah, misalnya les privat belajar calistung cepat, kursus bahasa asing untuk balita, training untuk bayi dan tawaran lain yang membuat para orangtua berlomba-lomba untuk memberikan fasilitas terbaik bagi buah hatinya. Semua tawaran tersebut memang membuat kita semua berdecak kagum dengan hasil yang dicapai, usia setahun sudah bisa berhitung, usia dua tahun sudah menguasai bahasa asing, usia tiga tahun sudah banjir piala kompetisi dan masih banyak kehebatan di atas rata-rata anak biasanya. Padahal, jika kita amati lebih cerna lagi, anak adalah makhluk mini yang berhak melalui proses kehidupannya sesuai dengan usianya, bukan miniatur orang dewasa yang  dipaksa berkegiatan diluar fitrahnya. Tersandra dengan jadwal sekolah dan kegiatan ektrakulikuler, ditambah lagi dengan kursus sepulang sekolah. Metode fast track yang dialami oleh anak karbitan ini memiliki beberapa dampak negatif yang sangat fatal, diantaranya:
§  Merasa tidak dicintai
§  Kehilangan waktu bermain
§  Lelah Berkepanjangan
§  Stres tinggi hingga frustasi
§  Kurang Bersosialisasi dengan sekitar
§  Tidak Mampu Mengelola Emosi
§  Menjadi orang dewasa  yang kekanak kanakan
§  Berpeluang melakukan kenakalan remaja (narkoba/freesex dll)

Mendengar dampak tersebut, tentu kita tidak menginginkan hal itu terjadi pada anak kita. Karena semua orangtua ingin yang terbaik untuk buah hatinya, namun cara kita untuk menyayangi seorang anak tidak selamanya sesuai dengan kebutuhannya, terkadang bisa melukui hati atau menciderai fitrah tumbuh kembangnnya. Meskipun tidak sengaja dilakukan, tetapi anak pasti akan mengalami dampak negatif dari pengasuhan orangtuanya. Menghindari kesalahan ini terjadi, sebaiknya kita para orangtua tidak bersikap berlebihan terhadap pengasuhan anak untuk menyiapkan masa depannya, biarkan mereka tumbuh alami sesuai fitrahnya tanpa memaksakan keinginan kita, karena anak hidup di dunia ini sesuai kehendan-Nya bukan sesuai kehendak orangtuanya. Sebaiknya kita juga tidak tergiur dengan fasilitas lembaga dengan memperketat jadwal kegiatan anak, mengurangi waktu bermain dan sosialisasi sekitar. Semua itu harus terus kita lakukan dengan semangat belajar untuk menjadi orangtua terbaik bagi keturunan. Mari mulai pengasuhan secara alami dengan hati, berbekal sabar dan syukur dalam diri, tanpa ada obsesi ataupun iri hati, insyaAllah kita gapai ridho Ilahi dalam pengasuhan anak sejak dini hingga mati.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

FAMILY LIFE CHEKUP #lovechallenge

Learn Unlearn Relearn

Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah